Pages

Minggu, 29 Juli 2012

SLR 600D


EOS 600D adalah penerus 550D yang diluncurkan setahun lalu. Sebetulnya tak terlalu banyak perubahan drastis yang ditanamkan Canon di produk anyar ini. Justru kalau mau dibilang, 600D adalah kembaran 550D. Posisi-posisi tombolnya juga hampir identik betul.


Demikian pula bagian mesin kamera. Canon tak mengganti prosesor atau sensor gambar dari versi terdahulu. Canon masih mempercayakan sensor gambar CMOS APS-C berkapasitas 18 megapiksel dan prosesor Digic 4.

Rentang ISO-nya antara 100 sampai 6400, juga seperti pendahulunya. Tingkat ISO ini masih bisa dipaksa sampai 12.800 piksel. Artinya, soal kemampuannya merekam objek yang minim pencahayaan terbilang mumpuni untuk kamera sekelas itu.

Untuk perekaman suara, ia sudah dilengkapi mikropon stereo serta sound meter untuk menghasilkan perekaman suara yang akurat.

Perbedaan paling kelihatan dari kedua kamera itu adalah desain layar viewfinder berukuran tiga inci yang memiliki koleksi 1,04 juta dot itu. Kalau pada 550D layar ini menyatu utuh ke tubuh kamera, pada 600D layarnya bisa ditarik keluar dan diputar.

Posisi layar seperti itu membuat kamera ini bisa dipakai memotret atau merekam video dari sudut-sudut yang sulit, misalnya dari bawah atau dari atas. Saat kami pakai memotret sebuah konferensi pers, tak sulit menjangkau objek yang dikerumuni puluhan juru foto lain.

Perbedaan lain adalah 600D sudah mampu mengontrol lampu kilat secara nirkabel.

Untuk kemampuannya menghasilkan foto terbaik secara otomatis, EOS 600D sangat cocok bagi pemula. Salah satu yang menarik adalah Basic+. Kamera akan melakukan penyesuaian eksposur sehingga pengguna bisa mengubah penampakan gambar dan mengontrol blur tanpa membutuhkan pengetahuan teknis.

Di roda eksposur ada ikon baru bertuliskan A+ untuk pengelolaan parameter secara otomatis. Bila kita memakai moda ini, maka kamera akan menganalisa objek foto dan sekitarnya, mengatur eksposur dan parameter pemrosesan gambar, termasuk mengatur output warnanya agar lebih tampak alami.

Kamera ini juga meneruskan tradisi 550D yang mampu merekam video definisi tinggi dan dikontrol secara manual. Tetapi ada tambahan pembesaran digital dari tiga hingga 10 kali sehingga Anda tak perlu mengganti lensa yang lebih panjang untuk lebih mendekatkan obyek yang jauh.

Pada perekaman video, Canon EOS meminjam teknologi Video Snapshot dari dapur kamera video Canon. Dengan teknologi ini kita bisa merekam video dalam jangka waktu tertentu, seperti dua sampai delapan detik tanpa perlu menghentikan perekaman dengan jari.

Klip-klip rekaman juga bisa diputar sebagai sebuah film utuh tanpa membutuhkan piranti lunak penyunting video di komputer. Agar rekaman video jadi tampak kreatif, Canon menambahkan fitur Creative Filters yang berisi efek-efek menarik seperti: efek kamera mainan, mata ikan, dan miniatur-miniaturan. Nah, fitur ini diadopsi dari “kakaknya” EOS 60D di level menengah.


0 komentar:

Posting Komentar